Apakah ini bisa dipandang ancaman serius dalam keamanan data di Facebook? Baru-baru ini detail pribadi dari 100 juta Facebooker--istilah bagi pengguna Facebook--telah dikumpulkan dan dipublikasikan di internet oleh seorang konsultan kemanan TI, Ron Bowles. Ia menggunakan sebuah kode untuk memindai profil Facebook, mengumpulkan data yang disembunyikan oleh seting privasi si pemilik.
Daftar tersebut, yang telah dibagi ke publik sebagai file yang dapat diunduh. Dalam dafar itu terdapatURL setiap profil pengguna Facebook yang dapat dicari, nama mereka sekaligus ID uniknya.
Bowles berkata ia mempublikasikan data itu bukan untuk tujuan menyerang, melainkan demi menyoroti masalah privasi. Namun, Facebook menegaskan, semua data itu toh telah menjadi informasi publik karena si pemilik, sesuai seting privasi mereka, sengaja membiarkannya tertampil.
Kini file tersebut telah tersebar cepat di penjuru dunia maya. Di Pirate Bay, situs berbagi file terbesar di dunia, daftar 100 juta Facebooker itu didistribusikan dan telah diunduh oleh lebih dari 1.000 pengguna.
Seorang pengakses yang muncul dengan nama lusifer69, menggambarkan daftar itu dengan kalimat 'mengagumkan sekaligus sedikit menakutkan". Namun, sebuah pernyataan bernada membela diri yang dikutip BBC, Kamis (29/7), Facebook menyatakan informasi dalam list bisa diakses online dengan bebas
"Orang-orang yang menggunakan Facebook, memiliki informasi sendiri dan memiliki hak untuk membagi hanya yang mereka inginkan, dengan orang yang mereka ingin dan kapan pun yang mereka mau," demikian bunyi pernyataan itu.
"Dalam kasus ini, informasi yang telah disetujui untuk dipublikasikan telah dikumpulkan oleh seorang periset dan tersebar di Google, Bing dan mesin pencari lain juga ada di Facebook. Pernyataan juga menegaskan, "Tidak ada data privat yang dapat diakses atau dikompromikan,"
Namun, seorang pengamat dari Privacy International, Simon Davis, mengetakan percobaan itu semacam contoh peringatan bagi Facebook bahwa sesuatu seperti itu, bahkan lebih buruk dapat terjadi. "Facebook seharusnya mengantisipasi serangan ini dan melakukan langkah untuk mencegahnya," ujar Simon.
"Sungguh sangat tak membuat nyaman mengetahui sebuah perusahaan dnegan ratusan teknisi tak bisa mengimajinasikan magnitud masalah ini. Lagipula muncul banyak pendapat yang mengatakan sikap Facebook cenderung mengbaiakan," imbuhnya.
Ia juga mengatakan pengumpulk data itu memanfaatkan seting privasi dalam Facebook yang membingungkan. "Orang-orang tak sepenuhnya paham seting privasi dan inilah hasilnya,"ujarnya.
Awal tahun ini, muncul badari protes dari pengguna situs asa kerumitan seting privasi. Sebagai respon, Facebook pun mengeluarkan kontrol privasi yang lebih disederhanakan.
Facebook memiliki seting umum untuk privasi yang membuat beberapa informasi pengguna terpublikasi dan dapat diakses. Facebooker pun harus membuat pilihan sadar untuk tetap menggunakan atau menyingkirkan seting umum tersebut.
0 comments:
Post a Comment