Apakah Anda termasuk orang yang perfeksionis? Hati-hati, karena sifat itu berpotensi mengurangi harapan hidup pemiliknya.
Penelitian Trinity Western University di Kanada mengungkap, seseorang mencoba untuk menjadi sempurna akan mengalami stres mental yang jauh lebih tinggi.
"Perfeksionis adalah pribadi yang sangat kritis pada dirinya sendiri. Mereka tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah dilakukannya," kata Prem Fry, profesor psikologi dari Trinity Western University, seperti dikutip dari NY Daily News.
Perfeksionisme membuat seseorang memiliki keengganan untuk meminta bantuan orang lain ketika menghadapi masalah. Hal ini terkadang membuatnya makin tertekan, sementara masalah tak kunjung selesai dan bertambah rumit. "Perfeksionisme adalah kebaikan yang harus dipuji. Tapi di luar batas tertentu, hal itu bisa menjadi bumerang dan penghalang," kata Fry.
"Anda memang harus ingin menjadi sempurna dalam banyak aspek kehidupan. Adalah hal alami menjadi perfeksionis dalam hal-hal yang paling penting, seperti pekerjaan. Tetapi Anda tentu tidak ingin menggunakan standar yang sama dalam mengevaluasi masalah keluarga, yang menyebabkan stres," kata Gordon Flett dari York University.
Fry dan tim menguji hubungan antara perfeksionisme dan risiko kematian. Mereka menemukan, partisipan dengan level perfeksionisme tinggi mengalami peningkatan risiko kematian dini sebesar 51 persen. Peneliti berteori bahwa tingkat stres tinggi yang dialami si perfeksionis akut berkontribusi membuat harapan hidup berkurang.
Peneliti juga mencari tahu apakah usaha untuk menjadi sempurna dapat berdampak negatif pada mereka yang mengalami penyakit kronis. Hasilnya justru bertolak belakang. Pasien pengidap diabetes tipe 2 dengan level perfeksionisme tinggi justru memiliki risiko kematian 26 persen lebih rendah daripada mereka yang level perfeksionismenya rendah.
Kesimpulan ini menunjukkan dampak positif dari perfeksionisme. Perhatian yang tinggi terhadap kadar gula darah dan diet ketat dapat membantu kesembuhan pengidap diabetes. Jika tidak berlebihan, perfeksionisme juga bisa membawa hal positif, seperti atlet yang latihan keras untuk bisa menjadi juara.
( VIVAnews)
0 comments:
Post a Comment