LONDON - Para ahli astronomi menemukan sebuah sistem perbintangan tak lazim yang terlihat seperti permainan biliar.
Para ahli dari Warwick University dan Shefield University menjadi bagian dari konsorsium internasional yang memainkan peran penting dalam menemukan sistem perbintangan tersebut. Demikian seperti yang dikutip dari Telegraph, Rabu (10/11/2010).
Sistem perbintangan yang baru ditemukan tersebut disebut sebagai NN Serpentis, yang berjarak 1.670 tahun cahaya dari Bumi. NN Serpentis sebenarnya adalah sebuah sistem perbintangan yang terdiri dari dua bintang; bintang kecil merah dan bintang kecil putih, yang mana saling mengorbit satu sama lain secara berdekatan.
Posisi Bumi sejajar dengan sistem planet tersebut, jadi para ahli astronomi bisa melihat kedua bintang tersebut setiap 187 menit.
Para ahli astronomi ini bisa menggunakan gerhana-gerhana dari kedua bintang tersebut untuk menandai sebuah pola yang tidak teratur dari kedua itu dan bisa mendemonstrasikan bahwa pola tersebut terjadi karena adanya pengaruh gravitasi dari dua planet gas raksasa yang mengorbit kedua bintang tersebut.
Profesor Tom Marsh dari Department of Physics, University of Warwick mengatakan bahwa dua planet gas raksasa tersebut memiliki massa yang berbeda tapi mungkin secara kasar mereka memiliki ukuran yang sama satu dengan yang lain, dan faktanya mungkin juga ukuran planet tersebut sama dengan ukuran bintang merah kecil tempat mereka mengorbit.
"Jika mereka mengikuti pola yang kita lihat di sistem perbintangan dengan dominasi warna kuning dan biru maka susah dihindari imej dari sistem perbintangan ini seperti sebuah permainan biliar raksasa, dengan bola merah, bola dengan dua warna, dan bola putih," ujar Marsh.
Profesor Vik Dhillon dari University of Sheffield mengatakan jika planet-planet ini lahir bersamaan dengan bintang induk mereka maka planet-planet tersebut pasti selamat dari peristiwa jutaan tahun yang lalu, dimana bintang intinya mengembang menjadi bintang merah, menyebabkan bintang satu lagi mendekat dengan jarak yang sangat tipis, juga menyebabkan kekacauan dari sistem orbit planet-planet nya.
Hasil penelitian ini sepenuhnya diterbitkan di jurnal Astronomy and Astrophysics.
0 comments:
Post a Comment