Tanpa disadari, manusia sebenarnya bisa melihat medan magnet bumi karena
adanya suatu senyawa dalam mata. Ada kemungkinan, nenek moyang manusia
dulu punya kemampuan tersebut.
Elektron dalam molekul cryptochrome saling terkait. Medan magnet bumi
menyebabkan elektron bergoyang. Reaksi kimiawi untuk merespons goyangnya
elektron tersebut membuat burung dapat melihat medan maget dalam
warna-warni.
Para peneliti sebelumnya mengira cryptochrome tidak memiliki banyak
keuntungan bagi manusia sehingga tidak dapat mengenali medan magnet
seperti burung. Karenanya, manusia butuh patokan atau perangkat GPS
untuk mengetahui arah.
Sangkaan ini yang sepertinya harus diubah setelah para ahli saraf dari University of Massachusetts melakukan penelitian. Mereka mengambil cryptochrome dari manusia dan memberikannya pada lalat buah yang kehilangan kemampuan melihat medan magnet.
Hasilnya, seperti dilaporkan Wired Science, lalat buah kembali memiliki kemampuan melihat medan magnet. Sayangnya pada manusia, cara kerja cryptochrome tidak seperti pada lalat.
Saat ini ilmuwan mengetahui bahwa cryptochrome pada manusia berfungsi sebagai jam molekul, bukan sebagai kompas. Tapi para peneliti menduga bahwa nenek moyang manusia terbantu dengan adanya protein tersebut untuk menentukan arah. Jika suatu saat para peneliti berhasil mengembalikan kemampuan tersebut... selamat tinggal perangkat GPS.
by apakabardunia
0 comments:
Post a Comment