John Fa, peneliti dari Durrell Wildlife Conservation Trust di Jersey, berdasarkan hasil penelitiannya mengklaim bahwa Neanderthals, moyang manusia, punah gara-gara kelinci. Bagaimana bisa?
Fa
meneliti tulang belulang hewan yang ditemukan di tiga lokasi penggalian
di Spanyol dan Perancis. Dia menemukan bahwa sekitar 30.000 tahun lalu,
mamalia besar seperti rusa melimpah di gua. Namun, pada masa
berikutnya, mamalia besar mulai jarang ditemui.
Fa berpendapat,
kemampuan beradaptasi untuk berburu mamalia berukuran kecil memegang
peranan penting dalam kesintasan spesies. Sementara manusia modern
pintar beradaptasi, tak demikian halnya dengan Neanderthals.
"Ketergantungan
yang tinggi pada perburuan dan konsumsi mamalia besar oleh kelompok
kerabat manusia tertentu membatasi kesintasannya ketika mangsa
pilihannya menjadi terbatas," papar Fa seperti dikutip Daily Mail.
Fa mengungkapkan, pada masa Neanderthals,
jumlah kelinci melimpah. Namun, moyang manusia tersebut tidak mampu
atau tidak mau memanfaatkannya. Hal tersebut berkontribusi pada punahnya
Neanderthals.
"Analisis tulang yang ditemukan selama
ekskavasi di Iberia menunjukkan bahwa kelompok kelinci adalah bagian
diet penting dari spesies dengan anatomi manusia modern. Namun, hewan
itu relatif tak digunakan selama masa Mousterian, ketika Neanderthals eksis," papar Fa.
Fa tak mengetahui dengan jelas mengapa Neanderthals tak bisa memanfaatkan kelinci. Menurut Fa, Neanderthals
kurang memiliki taktik untuk menangkap hewan itu. Adapun manusia modern
diduga tak memanfaatkan panah untuk berburu kelinci, tetapi menggunakan
api, asap, dan anjing.
by apakabardunia
0 comments:
Post a Comment