Pernah membayangkan suatu saat nanti kita bisa berinteraksi, berkomunikasi bahkan bertualang bersama dengan sosok manusia virtual di layar televisi atau komputer kamu?
Sejauh ini, berbagai jenis permainan konsol atau pun komputer semacam Playstation atau X-Box hanya terbatas hanya mengendalikan tokoh-tokoh atau sosok di dalam permainan itu.
Kita, sebagai pemain, tak bisa berkomunikasi secara interaktif layaknya hubungan antara manusia dengan tokoh permainan yang kita mainkan.
Namun, nampaknya tak lama lagi akan tersedia permainan virtual yang memungkinkan interaksi antara si pemain dan tokoh dalam permainan itu.
Konsep itu kini tengah dikembangkan Microsoft, lewat tokoh virtual seorang anak laki-laki bernama Milo yang 'memiliki' emosi, gerak tubuh dan suara layaknya manusia.
Teknologi Milo ini dikembangkan perancang permainan komputer kawakan asal Inggris Peter Molyneux.
"Saya ingin memperkenalkan sebuah revolusi baru dalam mendongeng," kata Molineux dalam konferensi internasional Teknologi, Hiburan dan Desain (TED) di Oxford, Inggris.
"Film, televisi atau buku semuanya barang kuno karena tidak melibatkan saya dalam ceritanya," lanjut Molineux.
Dia mengatakan sangat menginginkan sebuah karakter yang nampak hidup, yang bisa menatap matanya dan terasa sebagai seorang manusia nyata. Untuk itulah, Molineux menciptakan Milo.
Milo sebenarnya sudah pernah ditampilkan dalam E3 Expo tahun 2009 di Los Angeles, namun sejak penampilan pertamanya itu Milo belum pernah lagi dipamerkan.
"Ada banyak komenter di internet yang mengatakan teknologi ini tidak mungkin menjadi kenyataan," kata Molineux.
Permainan Milo ini dikendalikan dengan menggunakan Kinect alat kendali yang menggunakan sensor, kamera dan mikrofon untuk menerjemahkan intensitas pemain.
"Tidak akan ada Milo yang sama. Para pemain pada dasarnya adalah membentuk sesosok manusia. Apa yang dilakukan seorang pemain akan mengubah hidup Milo," tandas Molineux.
Molineux menjelaskan bahwa Milo dirancang dengan menggunakan kecerdasan artifisial yang dikembangkan studio Lionhead yang dikelolanya digabung dengan 'teknologi tersembunyi Microsoft'.
Singkatnya, tambah Molineux, sistem ini mengeksploitasi teknik psikologi seseorang hingga menganggap Milo adalah sebuah kenyataan.
Teknologi lainnya adalah sebuah perangkat lunak yang memungkinkan adanya elemen-elemen wajah khas manusia seperti pipi memerah hingga perubahan ukuran lubang hidung Milo yang menurut Molineux menandakan tingkat stres Milo.
"Sebagian besar adalah sekadar tipuan, namun sebuah tipuan yang benar-benar bekerja," katanya.
Misalnya, kata Molineux, seorang pemain meminta Milo untuk melempar seekor siput yang ada di taman.
Bermain dengan Milo sifatnya interaktif dan bisa memainkan emosi. Milo, lanjut Molineux, akan menginterpretasikan perintah ini dengan menggunakan perangkat lunak pengenal suara dan database yang mencoba menerjemahkan intonasi dan arti dari perintah si pemain.
Dan, perintah ini bisa mempengaruhi 'kehidupan' Milo dalam tahap permainan selanjutnya.
"Setelah bermain tiga seperempat jam, maka Milo akan mengenal Anda. Dan saya jamin Anda akan mengalami saat-saat paling hebat ketika duduk di depan layar berinteraksi dengan Milo," janji Molineux.
Dalam uji coba, Molineux memang hanya menampilkan tahap-tahap awal permainan dimana si pemain mencoba mengenali pribadi Milo.
Di tahapan selanjutnya seorang pemain bisa mengeksplorasi permainan ini bersama Milo dengan lebih bebas.
"Ada banyak petualangan dalam permainan ini dan beberapa memang agak suram," tambah Molineux.
Untuk saat ini, teknologi Milo masih dalam tahap pengembangan dan Microsoft belum berniat merilisnya. Namun, Molineux mengatakan permainan ini dirancang untuk digunakan jutaan orang dan satu hari nanti mungkin bisa menjadi sebuah produk komersial.
0 comments:
Post a Comment